Nak, hiduplah dengan baik

7:05:00 PM

Rasa kangen itu sebagaimanapun menyiksanya tetap saja kita butuhkan. Alasan sederhananya dengan kangen kita jadi ingat. Ingat lebih dalam akan mengantarkan kita pada do'a pengharapan terbaik untuk orang yang kita kangeni.

Pagi ini seperti biasa saya melihat-lihat kalender, 2013 sudah hampir tutup buku. Hari ini tanggal sepuluh, hari ini sebulan yang lalu, menit-menit ini (8.45-8.55) adalah menit-menit terakhir bersama bapak. Saya harus mengakui bahwa saya belum bisa menata hati sampai saat ini. Saya bisa kangen setengah mati pada bapak hanya karena melihat sendal plastik yang mirip dengan sendal plastik kesayangan bapak. Hati saya langsung pecah-pecah saat menjumpai bapak-bapak tua mirip bapak yang baru pulang sholat di masjid dekat rumah, mata saya bisa basah seketika saat memakai sepatu, beberapa bulan yang lalu, sepatu yang itu direkatkan dengan lem sama bapak. Mungkin memang beginilah cinta, bukan pada mewahnya, tapi sedalam apa ia menghujam ke hati.

Semasa hidup, bapak sering memesankan bermacam-macam kebaikan, yang paling sering bapak ulang-ulang adalah agar saya hidup dengan baik. Pesan ini baru benar-benar berasa bertenaganya setelah bapak meninggal, betapa pesan ini menjadi semacam harapan mendasar dihati orang tua pada anak-anaknya. Harapan agar anak bisa menjadi invesatasi akhirat untuk mereka maka hiduplah dengan baik, nak, kematian bisa memisahkan apa saja tapi tidak untuk hubungan anak dan orang tuanya, do'a seorang anak yang baik akan menjadi kejutan membahagiakan untuk orang tuanya diakhirat nanti.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda "Di akhirat nanti seseorang merasa heran ketika dirinya berada di syurga dengan kedudukan mulia, lalu ia bertanya, dari mana kedudukan ini bisa diperoleh. Para Malaikat menjawab: Anakmulah yang memohonkan ampun untukmu" (HR. Imam Ahmad)

Hari ini saya kembali terkenang kebersamaan-kebersamaan bersama bapak, terkenaang lagi, betapa dulu saya sempat dibuat malu saat awal-awal masuk smp karena saya tidak tampil trendi seperti anak-anak lain yang mengikuti tren kala itu dengan baju yang agak sempit dan rok pendek, ini karena bapak membelikan saya baju dengan ukuran besar dan rok panjang melewati lutut. Baru tersadari sekarang ini betapa dulu bapak bukan ingin membuat saya tampil kuper, keadaan hari itu lebih pada perhatian seorang bapak pada anak perempuannya dengan harapan yang sudah melangit sebelumnya, Nak, hiduplah dengan baik.

Eh sudah dulu ya, mata saya berair. Upayakan terus untuk berbakti bila perlu buat target hidup "Menjadi jalan orang tua masuk syurga" atau "Menjadikan bakti sebagai amalan unggulan seperti uwais al qarni yang dikabarkan sebagai penghuni syurga karena baktinya"

"Ya Rabbana, Ampunilah dosa-dosa bapak hamba, muliakanlah beliau, jadikanlah kubur beliau taman-taman syurga yang sejuk" Aamiin..

Salam,

10 Oktober 2013


You Might Also Like

0 comments

I'm Proud Member Of