Menua bersamamu
6:53:00 PM
Aku ingin menua bersamamu sejak awal datangnya
cinta, sejak kita memutuskan untuk menikah. Lalu pelan-pelan aku
belajar melepaskan kebebasanku dengan segenap harap dan sedikit
keraguan.
Aku ingin menua bersamamu, menikmati rindu-rindu sederhana yang kamu kirimkan lewat pesan singkat. Setiap pagi aku akan melepaskanmu dengan rindu saat kamu berangkat kerja, lalu kamu akan pulang di sore hari dengan senyuman.
Aku ingin menua bersamamu, menikmati kata-kata berbunga yang tak pernah gugur, saat kamu begitu sabar mendengar keluh dan protesku, saat kamu berpura-pura menikmati masakanku yang keasinan, saat kita bertengkar kecil di meja makan, atau sekedar menemanimu menonton bola.
Aku ingin menua bersamamu, dengan cinta yang selalu ranum, saling memahami lewat senyum dan tatap, saling melengkapi saat ada ruang yang tak lengkap diantara kita. Aku ingin menua bersamamu hingga surga tak perlu menunggu mati.
Aku ingin menua bersamamu, sembari menyimak kamu menuturkan cerita kehidupan, ketika kita kembali mengurai makna cinta seperti dahulu kita muda. Aku ingin menua bersamamu, bersama melihat anak-anak kita bertumbuh.
Aku ingin menua bersamamu dalam rumah sederhana kita, dengan segenap cinta, kita akan berada disamping masing-masing saat salah satu dari kita mengginggil sakit, aku menggetar dihatimu, lalu mendengarkan bisikmu bahwa kamu akan selalu di sisiku.
Aku ingin menua bersamamu, mengulang-ngulang cerita yang sama, bergandengan tangan. Demikianlah, bertahun-tahun kita menjalani berbagai hal bersama-sama, dalam susah dan senang, dalam sempit dan lapang, dalam hening maupun riuh.
Aku ingin menua bersamamu, menikmati rindu-rindu sederhana yang kamu kirimkan lewat pesan singkat. Setiap pagi aku akan melepaskanmu dengan rindu saat kamu berangkat kerja, lalu kamu akan pulang di sore hari dengan senyuman.
Aku ingin menua bersamamu, menikmati kata-kata berbunga yang tak pernah gugur, saat kamu begitu sabar mendengar keluh dan protesku, saat kamu berpura-pura menikmati masakanku yang keasinan, saat kita bertengkar kecil di meja makan, atau sekedar menemanimu menonton bola.
Aku ingin menua bersamamu, dengan cinta yang selalu ranum, saling memahami lewat senyum dan tatap, saling melengkapi saat ada ruang yang tak lengkap diantara kita. Aku ingin menua bersamamu hingga surga tak perlu menunggu mati.
Aku ingin menua bersamamu, sembari menyimak kamu menuturkan cerita kehidupan, ketika kita kembali mengurai makna cinta seperti dahulu kita muda. Aku ingin menua bersamamu, bersama melihat anak-anak kita bertumbuh.
Aku ingin menua bersamamu dalam rumah sederhana kita, dengan segenap cinta, kita akan berada disamping masing-masing saat salah satu dari kita mengginggil sakit, aku menggetar dihatimu, lalu mendengarkan bisikmu bahwa kamu akan selalu di sisiku.
Aku ingin menua bersamamu, mengulang-ngulang cerita yang sama, bergandengan tangan. Demikianlah, bertahun-tahun kita menjalani berbagai hal bersama-sama, dalam susah dan senang, dalam sempit dan lapang, dalam hening maupun riuh.
0 comments