Sahabat yang shalih; Nikmat kebaikan setelah islam
6:26:00 PMIalah Umar bin khatab memiliki seorang sahabat karib yang dipanggil dengan sebutan Iyasy bin Abi Rabi’ah. Keduanya hijrah bersama-sama ke Madinah. Iyasy termasuk dalam keluarga yang kaya di Mekkah. Tatkala Al-Harits—saudara laki-lakinya—dan Abu Jahal mengetahui bahwa Iyasy turut keluar berhijrah hijrahnya, keduanya sangat marah. Mereka bertekad hendak memintanya kembali dan menyusulnya hingga ke Madinah.
Ketika Al-Harits dan Abu Jahal telah mendapati Iyasy, mereka berkata
kepadanya, “Sesungguhnya ibumu telah bersumpah tidak mau berteduh dan
mandi hingga engkau kembali.” Jiwa Iyasy mulai terbesit untuk kembali ke
Mekkah. Namun Umar berkata kepadanya, “Mereka hendak membuatmu murtad
dari agamu. Jangan khawatirkan ibumu. Jika ia berdiri di bawah panas,
niscaya akan akan letih dan akan berteduh.”
Iyasy lalu berkata, “Aku memiliki harta yang banyak Mekkah. Jika aku
kembali, maka aku akan dapat membawa hartaku dan dapat berbuat baik
kepada ibuku,” Umar berkata lagi, “Wahai Iyasy, jika engkau telah pergi
maka engkau tidak akan dapat kembali lagi.” Iyasy berkata, “Aku akan
datang dengan membawa hartaku dan aku akan kembali.”
Umar lantas berkata kepadanya, “Engkau tahu wahai Iyasy, bahwa aku
adalah penduduk Mekkah paling banyak harta. Aku akan membagi hartaku
untukku setengah, dan untukmu setengah.” Iyasy tetap menolak dan ia
bersikukuh akan kembali. Umar lalu berkata padanya, “Ambillah untaku dan
kembalilah semoga ia mengingatkanmu dengan keadaan kaum muslimin.”
Kembalilah
Iyasy ke Mekkah pada keluarganya. Maka benarlah Ia disiksa oleh
keluarganya, ia dipaksa ingkar, dalam kepayahan iyasy nyaris ingkar,
namun unta Umar pemberian menjadi pengingat baginya untuk teguh pada
keimanan.
Kisah di atas selalu membuat saya rindu
tiap kali membacanya, rindu itu mengantarkan saya pada nikmat pernah
mengenal sahabat-sahabat yang baik ditiap fase kehidupan yang saya
lewati. Dan setiap mereka, entah itu dalam bentuk laku, pemberian, atau
hanya sekedar ucap, berhasil menorehkan ingatan untuk selalu dan selalu
kembali mengokohkan langkah yang sering 'menjauh'.
Sumber gambar: Tumblr
0 comments