Dear Son :')
1:59:00 AM![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy_BZid2-xI1A_e2XK65hjAbMFBf7-apVU4umrKtAOnvwk5Yg9IrtxKkBUZGtVPWcd1d41McEuyrc-_suxdphp1zbvvJ1ic2kc8qnAQBlNrwBf6eYdbnuIJW4e0boHNFrO6eco5-2GhFif/s640/RainAa0057.gif)
Nak apa kabarmu pagi ini?
Kemarin ada teman ibu yang menanyakanmu, sudah bisa apa kamu saat ini?
Mendengar
pertanyaan itu, ibu tidak menjelaskan apa-apa tentang kepergianmu, ibu
menarik nafas sebentar kemudian ibu mulai bercerita tentangmu,
menerka-nerka sudah bisa apa kamu saat ini, seperti apa jari-jarimu,
betapa menggemaskannya dirimu. Lalu teman ibu bertanya lagi, apakah ibu
memberimu Asi eksklusif. Ibu tersenyum, menjawab, Pasti!
Setelah itu ibu melangkah pulang, membawa rindu dan tanya, nak apa kabarmu?
Disini hujan sedang deras-derasnya, apakah disana ada yang menemanimu?
Anakku
sayang, maafkan ibu, akhir-akhir ini sudah jarang menjengukmu, bukan
karena rasa sayang ibu mulai berkurang, atau ibu perlahan melupakanmu.
Tidak nak, tidak akan pernah. Bahkan ibu mengingatmu di setiap
detik-detik yang ibu lewati, tidak jarang ibu harus berpura-pura batuk untuk menyamarkan air mata ibu yang jatuh saat mendengarkan obrolan teman-teman ibu tentang anak-anak mereka yang seusiamu.
Nak, Maafkan ibu ya, kamu jangan sedih karena kesedihan ibu. Ibu berjanji akan lebih kuat lagi. Saat ini Ibu hanya belum menemukan cara untuk tidak menetaskan air mata setiap kali mengingatmu.
Dari ibu yang selalu merindukanmu.
Gambar dari sini
0 comments